Setiap perusahaan diwajibkan untuk melaporkan pendapatannya kepada pemerintah untuk kepentingan pajak. Pengakuan pendapatan diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang mendukung program Good Corporate Governance (GCG), yang diperlukan untuk pengelolaan perusahaan yang baik, memberikan rasa aman kepada para investor dan pemilik saham.
Paragraf 22 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan bahwa “Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan”.
Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Ada dua acuan yang dipakai dalam pengakuan pendapatan di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Mari kita lihat sekilas perbedaannya.
Pengakuan Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Paragraf 19 PSAP 12 Pendapatan-LO menyatakan bahwa Pendapatan LO (hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali) diakui pada saat:
Timbulnya hak atas pendapatan.
Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran sumber daya ekonomi ke perusahaan.
Timbulnya hak atas pendapatan berarti perusahaan telah memiliki hak atas suatu pendapatan namun belum menerima pembayaran. Ini bisa juga berarti bahwa perusahaan telah menerima pembayaran namun belum memiliki hak untuk mengakui pendapatan tersebut sehingga pengakuannya ditangguhkan (deferred). Kedua keadaan ini dapat dimasukkan sebagai aliran kas dengan menyesuaikan pendapatan tersebut.
Hak atas pendapatan yang timbul dan belum diterima aliran kasnya tersebut dicatat sebagai piutang (receivable), sementara pendapatan yang telah diterima aliran kasnya namun belum menjadi haknya perusahaan, ditangguhkan pengakuannya dan diakui sebagai pendapatan yang ditangguhkan (deferral).
Pendapatan yang terealisasi artinya perusahaan menerima aliran sumber daya ekonomi yang dapat berupa kas maupun berupa non kas tanpa didahului adanya penagihan. Aliran sumber daya ekonomi yang diakui sebagai pendapatan adalah aliran yang meningkatkan nilai ekuitas. Apabila aliran sumber daya ekonomi yang diterima oleh perusahaan tidak meningkatkan ekuitasnya, misalnya dari penarikan utang, maka tidak termasuk ke dalam kategori pendapatan.
Pengakuan Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
PSAK Nomor 23 tentang Pendapatan menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yg timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.
Pendapatan terdiri dari tiga jenis yaitu penjualan barang, penjualan jasa, atau bunga, royalti dan dividen.
Pengakuan masing-masing jenis pendapatan menurut PSAK adalah:
1. Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruhPerusahaan telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli.
Perusahaan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.
Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.
Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke perusahaan.
Biaya yg terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur dengan andal.
2. Paragraf 20 PSAK 23 menyatakan jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat
diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan
mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi
dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi berikut ini terpenuhi:
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke perusahaan.
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan andal.
Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
Apabila salah satu dari kelima syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu transaksi penjualan, maka perusahaan tidak dapat mengakuinya sebagai suatu pendapatan.
3. Paragraf 29 PSAK 23 menyatakan bahwa pendapatan yang timbul dari penggunaan aset perusahaan
oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen diakui jika:
Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke perusahaan.
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Dalam paragraf 30 dinyatakan bahwa pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana dijelaskan di PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 09 dan PA 05-08.
Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan.
Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Pengakuan pendapatan menurut SAK memiliki syarat yang lebih ketat dibandingkan dengan SAP, yaitu harus terpenuhinya semua syarat pengakuan pendapatan maupun kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut yang akan mengalir ke perusahaan.
Salah satu sumber pendapatan yang juga harus diakui karena menghasilkan keuntungan bagi perusahaan adalah aset tidak berwujud atau intangible asset. Ini merupakan aset non moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.
Contoh aset tidak berwujud dalam kehidupan sehari-hari misalnya kesehatan, yang dapat membuat manusia beraktivitas dengan baik. Kecerdasan, yang dapat membuat manusia berfikir dengan baik. Dan keimanan, yang dapat membuat manusia berperilaku dengan baik.
Adapun contoh aset tidak berwujud dalam bisnis atau perusahaan adalah:
Hak cipta, seperti dalam bentuk karangan buku atau lagu.
Desain, seperti desain mesin dari sebuah pabrik mobil yang bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Paten, seperti obat-obatan dari perusahaan farmasi, selama jangka waktu tertentu dapat menghasilkan keuntungan yang besar bagi perusahaan tanpa bisa ditiru oleh perusahaan lain.
Goodwill, di mana individu atau perusahaan lain membeli suatu aset dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai buku.
Merk dagang, yang merupakan hak suatu perusahaan dalam memasarkan produk yang mereka produksi dan jual.
Ada beberapa definisi lain aset tidak berwujud menurut para ahli:
Obaidullah Jan, CPA: aset jangka panjang perusahaan yang teridentifikasi namun tidak hadir secara fisik.
Steven Bragg, CPA: aset non fisik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Harold Averkamp, CPA, MBA: aset yang tidak dapat disentuh.
Para ahli yang tergabung dalam WebFinance, Inc: sumber daya jangka panjang yang dimiliki semua perusahaan namun tidak nampak secara fisik.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa aset tidak berwujud adalah harta tak terlihat yang memberikan manfaat. Secara akuntansi, perlakuan aset tidak berwujud adalah sebagai berikut:
Pengakuan Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud diakui pada saat diperoleh, dengan ketentuan:
Individu atau Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi di masa yang akan datang dari aset tersebut.
Biaya-biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal.
Untuk penilaiannya, aset tidak berwujud diukur sesuai dengan harga perolehannya. Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari harga beli termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat, serta segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Aset tidak berwujud dilaporkan dalam neraca pada kolom aktiva dan dicatat sesuai dengan nilai bersih setelah dikurangi oleh akumulasi amortisasi. Akuntansi aset tidak berwujud adalah proses pencatatan, pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas harta tak berwujud atau tak terlihat yang memberikan manfaat ekonomi terhadap perusahaan.
Mengapa pengakuan pendapatan dan penilaian aset tidak berwujud sangat penting? Selain untuk kepentingan pelaporan kepada pemerintah sebagai pelaksanaan hukum negara, pertumbuhan (keuntungan atau profit) adalah tolak ukur berkembangnya sebuah perusahaan. Tidak ada perusahaan yang bertumbuh tanpa mengetahui dan memonitor keuangannya. Kontrol akuntansi mutlak diperlukan untuk keberlangsungan hidup perusahaan.
Dengan begitu cepatnya perkembangan di bidang akuntansi, standar dan regulasi, teknologi, serta beragam praktik industri, perusahaan mutlak butuh pembelajaran, pengembangan atau pelatihan guna bisa terus menyesuaikan diri dengan lingkungan pelaporan akuntansi dan keuangan yang terus berubah.
Jika Anda membangun usaha untuk mendapatkan kebebasan finansial, maka manajemen keuangan adalah kunci suksesnya. Capai profit maksimal dengan manajemen keuangan yang baik dan memberikan kendali terhadap situasi finansial perusahaan Anda. Pengenalan akuntansi dan manajemen keuangan yang baik akan menghasilkan laporan yang mencerminkan kemampuan Anda mengontrol 3 sumber daya utama yang dikelola yaitu: Uang, Manusia, dan Waktu.
Dengarkan nasihat dari Warren Buffett, chairman of Berkshire Hathaway Inc dan salah satu dari 3 orang terkaya di dunia:
Apakah Anda setuju dengan pendapat Warren Buffet di atas? Bagaimana dengan yang ini?
Keuntungan adalah barometer perusahaan, angka yang harus selalu diukur dan didapatkan.
Jika bisnis adalah sebuah permainan angka, maka tujuan perusahaan Anda berbisnis bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi juga untuk berkembang. Pastikan Anda memiliki pengenalan akuntansi yang benar dan menyeluruh. Selain itu, Anda juga harus mempunyai pembukuan keuangan yang benar untuk menghindarkan perusahaan Anda dari kecurangan dalam keuangan, membantu Anda dalam mengambil keputusan yang tepat dalam beberapa kebijakan perusahaan dan potensi investor untuk mengembangkan perusahaan.
Dengan berkembangnya teknologi, Anda juga bisa menggunakan sistem pembukuan keuangan sederhana yang terintegrasi digital yang sesuai dengan standar keuangan dan akuntansi yang berlaku di Indonesia. Sudah semakin banyak accounting software yang baik, aman, dan mampu beradaptasi dengan komplikasi akuntansi dan keuangan yang ada.