Di artikel sebelumnya, saya membahas mengenai panduan manajemen keuangan bagi pengusaha. Di kesempatan ini, saya ingin melanjutkannya dengan membagi informasi mengenai 3 barometer yang digunakan untuk mengukur kekuatan keuangan perusahaan dan analisa laporan keuangan perusahaan. Barometer ini digunakan secara bersamaan untuk mendapatkan gambaran jelas kondisi perusahaan yaitu:
1. Common Sizing
Analisa common sizing dilakukan dengan mengubah setiap baris dari data laporan keuangan menjadi angka persentase (%) yang mudah dibandingkan. Apabila perbandingan dilakukan tanpa mengubah menjadi persentase, akan sulit melihat pergerakan trend. Dengan melakukan ini, kenaikan dan penurunan setiap bagian dari laporan keuangan akan mudah diketahui.
Sebagai contoh, laporan laba rugi di bawah ini menunjukkan bahwa:
2. Trend
Analisa trend dilakukan dengan membandingkan 2 hingga 3 data dari laporan keuangan yang dimasukkan ke dalam chart, lalu dilihat kenaikan dan penurunannya.
Beberapa data krusial yang perlu dibandingkan adalah:
Penjualan – Laba Bersih – Persentase Laba Kotor
Analisa trend:
Penjualan naik
Persentase laba kotor turun
Laba bersih naik tipis
Kesimpulan:
Kenaikan penjualan tidak berpengaruh besar terhadap kenaikan laba bersih karena persentase laba kotor turun.
Penjualan – Laba Bersih – Arus Kas Operasional
Analisa trend:
Penjualan naik
Laba bersih naik
Arus kas operasional naik
Kesimpulan:
Kenaikan arus kas operasional dan penjualan berpengaruh besar terhadap kenaikan laba bersih.
Aset – Hutang – Rasio Hutang Terhadap Modal
Analisa trend:
Jumlah aset naik
Jumlah hutang naik
Rasio hutang terhadap modal naik
Kesimpulan:
Kenaikan jumlah aset dan hutang berpengaruh terhadap kenaikan rasio hutang terhadap modal.
Arus Kas (Operasional – Investasi – Pembiayaan)
Analisa Trend:
Arus kas operasional naik
Arus kas investasi stagnan
Arus kas pembiayaan turun
Kesimpulan:
Kenaikan arus kas operasional berpengaruh besar terhadap penurunan arus kas pendanaan karena terjadinya pembayaran hutang secara berkala.
3. Crucial KPI (Key Performance Indicator)
Key Performance Indicator adalah indikator kunci kinerja suatu perusahaan. Berikut adalah contoh KPI dari setiap laporan keuangan yang bisa digunakan untuk melihat kinerja perusahaan:
Laporan Keuangan Laba Rugi (Income Statement)
Penjualan
- Bertumbuh naik
Persentase Laba Kotor
- Stabil
- Meningkat dari waktu ke waktu
- Catatan: Perusahan yang kuat memiliki laba kotor lebih dari 40%
Pengeluaran Operasional
- Biaya Penjualan, Umum dan Administrasi : perusahaan kuat memiliki persentase pengeluaran di bawah 30%.
- Biaya Riset dan Pengembangan : lebih kecil lebih baik, perusahaan yang terus menerus
mengeluarkan uang untuk melakukan riset dan pengembangan akan menggerus keuntungan.
- Biaya Depresiasi : Lebih kecil lebih baik, perusahaan yang terus menerus mengeluarkan uang
untuk membeli aset untuk bisa berkompetisi akan menggerus keuntungan.
Biaya Bunga
- Rasio yang dipakai untuk mengukur kelayakan biaya bunga adalah:
Penutupan Bunga = Laba / Biaya Bunga
- Rasio yang layak untuk Laba Sebelum Pajak adalah ≥ 5X (lebih besar atau sama dengan 5)
- Rasio yang layak untuk Laba Sesudah Pajak adalah ≥ 2.9X (lebih besar atau sama dengan 2.9)
Laba Bersih
- Bertumbuh naik
- Tips:
1. Perusahaan kuat memiliki laba bersih di atas 20%
2. Rata-rata perusahaan memiliki laba bersih antara 10-20%
3. Perusahaan lemah memiliki laba bersih di bawah 10%
Neraca (Balance Sheet)
Kas dan Setara Kas
Perusahaan kuat memiliki jumlah kas yang besar.
Piutang
- Selalu memiliki data valid
- Terkontrol kualitasnya
- Jangka waktu penerimaan terjaga
Inventaris
- Selalu memiliki data valid
- Jumlah terpantau dan dijaga dalam ambang batas persediaan
- Slowing moving dan dead stock, terpantau dan terjadwal untuk segera dijual.
- Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover), lebih tinggi lebih baik.
- Tips:
1. Perputaran persediaan adalah rasio efisiensi yang menunjukkan seberapa
cepatnya sebuah perusahaan menggunakan pasokan barangnya dalam jangka
waktu tertentu.
2. Rasio rendah menunjukkan penjualan rendah atau terlalu banyak memegang
inventaris.
3. Rasio yang terlampau tinggi menunjukkan penjualan sangat tinggi atau
mungkin juga pengadaan persediaan barang kurang efektif.
4. Rumus Perputaran Persediaan: Perputaran Persediaan = Jumlah Harga Pokok
Penjualan / Rata-Rata Jumlah Inventaris Akhir.
Pabrik, Bangunan dan Peralatan
- Hanya mengadakan yang diperlukan, bukan untuk ‘bergaya’ dan tampil ‘keren’.
- Penggunaan belanja modal (capital expenditure) dari laba bersih, antara 50% hingga 25%.
Hutang Jangka Pendek
- Lebih kecil lebih baik, semakin kecil bunga yang dibayar semakin naik labanya.
Hutang Jangka Panjang
- Sering disebut ‘TRAP DEBT’, perusahaan kuat memiliki hutang jangka panjang sedikit.
Rasio Hutang terhadap Modal
- Perusahaan kuat memiliki rasio hutang terhadap modal tidak lebih dari 0.5.
- Tips:
1. Banyak anggapan dengan berhutang lebih besar, penjualan akan lebih baik.
2. Dengan persediaan uang yang besar, perusahaan akan menjadi lebih kompetitif.
3. Sebaliknya, perusahaan kuat tidak perlu berhutang lebih besar untuk menjadi
lebih baik.
Laporan Arus Kas (Cash Flow Report)
Saatnya Anda Bertindak
OK, saya yakin Anda sekarang sudah jauh lebih ber-ilmu dibanding sebelum membaca artikel ini. Untuk lebih jelasnya, mari kita ulang apa saja yang sudah Anda ketahui:
Tujuan Anda membuka usaha adalah untuk mencari keuntungan.
Agar keuntungan dapat bertahan, Anda membutuhkan manajemen keuangan.
Manajemen keuangan dapat memaksimalkan keuntungan serta menghindarkan perusahaan Anda dari gagal keuangan.
Manajemen keuangan memiliki 3 instrumen laporan keuangan untuk memantau kondisi keuangan perusahaan.
3 instrumen laporan keuangan terdiri dari: neraca, laporan laba rugi & laporan arus kas.
Hasil yang ditunjukkan dari 3 laporan keuangan ini, lalu dianalisa sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk tindakan selanjutnya. Hasil dari tindakan tersebut kemudian akan dianalisa kembali.
Cara analisa laporan keuangan adalah dengan 3 cara: common sizing, trends dan crucial KPI.
Sekarang, saatnya Anda mempraktekkan apa yang sudah Anda pelajari hari ini di perusahaan Anda. Ingat, bila perusahaan Anda baru mulai, pastikan kondisi keuangan sudah terkendali sebelum mengepakkan sayap untuk terbang.
Bila perusahaan Anda sudah mapan, jangan terlena untuk tidak memantau keuangan Anda. Kondisi usaha saat ini penuh dengan turbulensi, yang kapan saja dapat membuat sebuah perusahaan terjerembab.
Dengan demikian, bila Anda selalu sigap melihat papan skor laporan keuangan, Anda dapat segera bermanuver untuk terhindar dari malapetaka.
PS: Jangan lupa cek juga artikel kami mengenai Panduan Pengusaha Untuk Raih Profit Maksimal Dengan Manajemen Keuangan.