Manajemen Keuangan..
Agar perusahaan selalu dapat diawasi sepak terjangnya untuk meraih keuntungan, Anda membutuhkan manajemen keuangan.
Bila Anda seorang pengusaha atau bermaksud menjadi pengusaha, apa tujuan Anda membuka usaha dan berbisnis?
Saya yakin sebagian besar jawabannya untuk mencapai impian dan gaya hidup yang kita inginkan bagi diri sendiri dan keluarga. Ini kita namakan financial freedom.
Financial freedom dapat diraih apabila kita memiliki penghasilan setiap bulan yang jauh di atas pengeluaran kita. Sebagai pengusaha, penghasilan tersebut datang dari perusahaan dan oleh karena itu, penting agar perusahaan Anda menghasilkan profit atau keuntungan!
Jadi, manajemen keuangan yang baik akan memberikan kendali terhadap situasi finansial perusahaan Anda.
Manajemen keuangan yang baik akan menghasilkan laporan yang mencerminkan kemampuan Anda mengontrol 3 sumber daya yang dikelola, yaitu:
Di kesempatan ini, saya ingin membagi ilmu dan instrumen manajemen keuangan agar Anda:
Sukses mendapatkan keuntungan maksimal
Mampu mengantisipasi bahaya kegagalan perusahaan dalam cara mengatur keuangan
Untuk awalnya, saya ingin cerita sedikit mengenai ironi realitas yang biasanya terjadi di sebuah perusahaan…
Ironi Realitas yang Terjadi di Perusahaan
Di tahap awal ketika membangun sebuah bisnis adalah memastikan bisnis itu akan menghasilkan keuntungan.
Anda mungkin pernah bertemu dengan seseorang yang memiliki produk brilian dan sangat dibutuhkan segmen pasarnya. Kemudian, Anda yakin bahwa dia akan berhasil. Namun ironisnya saat mengintip lebih dalam, usahanya terus mengalami kerugian karena manajemen keuangannya tidak terkontrol.
Seluruh perhatian pengusaha itu tertuju untuk memformulasi marketing, sales campaign dan ekspansi, sehingga fundamental dari perusahaan yang harus diperhatikan, yaitu manajemen keuangan diabaikan di tangan staf admin keuangan.
Setiap bulan penghasilan tidak mampu menutupi pengeluaran dan tanpa sadar sudah berjalan seperti demikian selama 6 bulan+. Ini menyebabkan problem di jangka panjang dan ketika sadar modal sudah habis, sehingga terpaksa bisnis harus shutdown. Inilah alasan mengapa sebagian besar usaha baru harus tutup dalam 3 – 5 tahun pertama.
Mereka mengabaikan pengelolaan manajemen keuangan untuk selalu memberikan laporan keuangan tepat waktu tentang kondisi perusahaan.
Ada sebuah pepatah yang harus Anda ingat …
“You Can’t Manage What You Can’t Measure & What You Can’t Manage, You Can’t Control. What Gets Measured, Managed, Analyzed & Corrected Improves Exponentially.”
_______________________
“Anda Tidak Dapat Mengatur Apa Yang Tidak Dapat Anda Ukur dan Apa yang tidak dapat Anda atur, tidak dapat Anda kontrol.
Apa Yang Diukur, Diatur, Dianalisa & Dikoreksi Menjadi Baik Secara Eksponential”
Warren Buffett, chairman of Berkshire Hathaway Inc
Warren Buffet, orang terkaya nomor 1 dunia, pernah mengatakan sesuatu yang menjelaskan pernyataan di atas yaitu: Profit is King.
Ada 2 hal yang akan Anda pelajari hari ini:
Mengapa Anda butuh manajemen keuangan?
Mengenal lebih dekat 3 jenis laporan keuangan
Tujuan manajemen keuangan adalah agar Anda tidak kehilangan uang, namun lebih daripada itu, Anda harus untung
Dalam bisnis ‘PROFIT IS KING’.
Keuntungan adalah angka yang harus selalu diukur dan didapat. Sukses di bisnis bukan absolut karena disebabkan besarnya ukuran bisnis Anda atau besarnya angka penjualan Anda. Namun, sukses di bisnis adalah soal besarnya angka keuntungan yang Anda dapat.
Agar perusahaan dapat bertahan dan mempekerjakan karyawan serta memberikan hasil kerja yang baik, Anda harus untung. Untuk mencapai tujuan itu, manajemen keuangan memiliki 3 instrumen laporan keuangan untuk memantau kondisi keuangan perusahaan, yaitu:
Neraca (Balance Sheet)
Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Hasil dari seluruh laporan ini memungkinkan Anda sebagai pengusaha untuk mengambil keputusan:
Bila laporannya buruk, ubah menjadi baik di periode selanjutnya
Bila laporannya baik, ubah menjadi lebih baik di periode selanjutnya
Seluruh keputusan yang diambil menjadi tindakan dan aktivitas di lapangan. Seluruh tindakan dan aktivitas itu akan memberikan hasil berupa angka di laporan keuangan. Dan laporan keuangan sebenarnya adalah sistem pengukuran yang mengubah keputusan dan tindakan menjadi angka-angka.
Business is a Number Game!
Keith J. Cunnngham, sosok Rich Dad yang pakar dalam mengelola uang dalam buku Rich Dad Poor Dad karya Robert Kiyosaki, berkata…
“Running a business is an intellectual sports. A number game”
Keith Cunningham
Rich Dad Poor Dad – Robert Kiyosaki
Apabila bisnis adalah ibarat sebuah pertandingan, maka selalu ada 3 hal yang dicatat:
Skor awal
Skor akhir
Waktu permainan
Dari situ Anda tahu apakah Anda menang, kalah atau seri. Setiap kekalahan dan kemenangan akan dianalisa untuk menghadapi pertandingan berikutnya.
Bila bisnis adalah ibarat sebuah perjalanan, maka ada 3 hal:
Titik awal perjalanan
Titik akhir destinasi
Waktu tempuh
Dengan mengetahui destinasi, sesudah perjalanan berakhir Anda akan tahu apakah Anda sampai tempat tujuan atau melenceng ke negeri antah berantah. Setelah mengetahui destinasi, Anda juga melakukan persiapan sesuai dengan kondisi perjalanan.
Dalam Bisnis Hal yang Sama Terjadi
Anda melihat angka saat ini lalu menganalisa dan membuat target angka yang mau dicapai.
Anda membuat keputusan apa yang harus dilakukan untuk mencapai angka tersebut.
Selanjutnya Anda melakukan tindakan di lapangan.
Setelah periode 3 bulan berakhir, Anda akan menyaksikan hasil yaitu angka final yang dicapai.
Seluruh angka tersebut, kemudian dianalisa kembali untuk mengambil keputusan dan tindakan menghadapi 3 bulan berikutnya.
Analisa – Keputusan – Tindakan – Hasil
Inilah siklus dalam sebuah bisnis dimana hasil akhir adalah laporan keuangan yang kemudian dapat Anda analisa untuk mengatur strategi dan mengambil tindakan selanjutnya.
Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya, 3 jenis laporan keuangan yang menjadi instrumen penting manajemen keuangan dan menjadi papan skor perusahaan Anda, yaitu:
1. Neraca (Balance Sheet)
Menginformasikan posisi finansial perusahaan dalam periode tertentu. Neraca akan menunjukkan berapa aset/harta dalam perusahaan yang dimiliki dan berapa yang hutang. Mencerminkan beberapa nilai perusahaan dengan cara mengurangkan aset/harta yang dikelola dengan hutang yang harus dibayar.
Berikut memiliki 3 komponen:
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi menginformasikan seluruh penghasilan, pengeluaran dan laba atau rugi yang diperoleh dalam periode tertentu.
Menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Berikut 4 komponen yang dimiliki:
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Biaya Tetap
Laba atau Rugi
Laporan Laba Rugi menginformasikan:
Sumber pendapatan dan pos pengeluaran
Keuntungan atau kerugian perusahaan
Selain untuk laporan rutin bulanan, saat Anda mau memulai usaha proyeksi laporan laba rugi dijadikan patokan untuk menentukan BEP (Break Even Point) atau titik impas. BEP (Break Even Point) atau titik impas adalah titik angka penjualan yang menutupi seluruh pengeluaran harga pokok pembelian dan biaya. Bila Anda tidak mencapai titik angka penjualan itu, Anda mengalami kerugian. Titik BEP sangatlah penting untuk diketahui, namun sayangnya banyak sekali pengusaha yang tidak mengetahui saat ditanya, karena tidak tahu cara menghitungnya.
Rumus menghitung BEP adalah:
BEP = Biaya Tetap / %Laba Kotor
BEP = Angka Penjualan Titik Impas
%Laba Kotor = Laba Kotor / Penjualan
Laba Kotor = Penjualan - Harga Pokok Penjualan
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Menunjukkan perubahan posisi kas perusahaan dari satu periode ke periode yang lain. Laporan arus kas menunjukkan perubahan aktual kas, darimana sumber uang diperoleh dan kemana sumber uang disalurkan. Yang lebih penting lagi, laporan arus kas menilai kemampuan perusahaan untuk menjalankan aktivitas usahanya dengan sehat. Oleh karena hal ini, laporan arus kas selalu dijadikan sebagai patokan utama bagi investor saat melakukan investasi di sebuah perusahaan.
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) memiliki 3 komponen, yaitu:
Saya akan jelaskan di bawah ini dengan lebih detail.
3 laporan ini yang menjadi panduan Anda, agar dapat:
Neraca (Balance Sheet), terdiri dari 3 bagian:
1. Aset/harta
Aset Lancar (Aktiva Lancar), yaitu aset yang dapat dicairkan menjadi uang dalam jangka pendek.
- Kas
- Piutang
- Inventaris
- Kendaraan
Aset Tetap (Aktiva Tetap, yaitu aset yang dapat dicairkan menjadi uang dalam jangka panjang.
- Tanah & Bangunan
- Mesin & Peralatan
2. Hutang
Hutang Lancar, yaitu hutang yang harus dibayar dalam jangka pendek.
- Pemasok
- Sewa
- Pajak
- Biaya
Hutang Jangka Panjang, yaitu hutang yang harus dibayar dalam jangka panjang.
- Hutang Bank
3. Modal Pemilik, yaitu modal awal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan.
Laporan Laba Rugi (Income Statement), terdiri dari 3 bagian:
1. Pendapatan
Penjualan Bersih (Net Sale)
Pendapatan Lainnya (Other Income)
2. Harga Pokok Penjualan
Stok Awal & Akhir
Pembelian
Biaya Produksi
3. Biaya Tetap
Operasional
- Biaya Penjualan
- Biaya Umum & Administrasi
- Lainnya
Non-Operasional
- Biaya Bunga
- Biaya Depresiasi & Amortisasi
- Pajak
4. Laba
Kotor (Gross Profit)
Operasional (Operating Profit)
Sebelum Pajak (Profit Before Tax)
Sesudah Pajak (Profit After Tax)
Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement), terdiri dari 3 bagian:
1. Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow = OCF)
Arus kas ini terbentuk dari aktivitas operasional bisnis. Angka akhir yang didapat adalah dengan mengurangi arus kas masuk dengan arus kas keluar secara nyata.
OCF = Arus Kas Masuk – Arus Kas Keluar
Arus Kas Masuk
Piutang Penjualan
Pendapatan Lainnya
Arus Kas Keluar
Hutang Lancar
Biaya Produksi
Biaya Operasional
Lainnya
2. Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow)
Arus kas ini terbentuk dari penjualan atau pembelian aset berupa properti, tanah, peralatan dan aset tak berwujud.
ICF = Penjualan Aset – Pembelian Aset
3. Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow)
Arus kas ini terbentuk dari pemasukan pinjaman dan pembayaran pinjaman serta pembagian deviden atau penambahan modal.
FCF = Pemasukan Pembiayaan dan atau Penambahan Modal – Pembayaran Pinjaman dan atau Pembagian Deviden
Pemasukan pembiayaan/modal terdiri dari:
Hutang Bank
Penjualan Surat Hutang
Penjualan Saham
Sebagian besar perusahaan gagal karena tidak memiliki laporan keuangan. Sebagian lagi gagal karena mereka punya laporan keuangan tapi tidak bisa membacanya serta tidak bisa mengartikan untuk mengambil keputusan dan tindakan selanjutnya, sehingga akhirnya perusahaan tidak berkembang dan tutup. Saya yakin Anda sering melihat pengusaha yang usahanya jalan ditempat dan pengusaha yang 3 – 5 tahun sesudah memulai bisnis akhirnya gulung tikar.
Ada pepatah yang berkata: “Your purpose in business is not merely to survive, but to thrive.”
“Tujuan Anda dalam bisnis bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi juga untuk berkembang.”